Pemerintah Daerah (Pemda) Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakui pasokan listrik di wilayah perbatasan Belu masih kecil.
Meski begitu, pihaknya lebih memilih membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dibandingkan mengambil listrik dari negara tetangga.
“Elektrifikasi (yang dialiri) listrik di Belu baru 40% karena memang
belum terjamah PLN. Sebab Belu merupakan daerah perbatasan antara
Indonesia dengan Timor Leste,” ujar Bupati Beli, Yoaki Lopez di Jakarta,
Rabu .
Komentariu :
Walaupun begitu, dia menegaskan, enggan mengaliri Belu dengan listrik
dari negara terdekat Indonesia, Timor Leste meski negara tersebut
pernah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
nama Timor-timur. “Tidak mau ambil listrik daru Timor Leste, malu,”
tuturnya singkat.
Sebagai alternatif, menurut Yoaki, pemda telah membangun dan
mengoperasikan lima PLTS. Pembangkit ini sangat bermanfaat bagi warga
sekitar bukan saja sekadar untuk menerangi kegelapan malam tapi juga
keperluan yang lain.
“Kami akan membangun tiga PLTS tambahan secara terpusat tahun ini.
Satu unitnya menghasilkan daya setrum sampai 50 kilowatt hour (kWh) dan
bisa meng-cover sekitar 200 kepala keluarga per unit PLTS,” terangnya.
Terkait anggaran, kata Yoaki Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) telah mengalokasikan dana untuk membantu pembangunan
ketiga PLTS tersebut.
Pasalnya, dia menyebut, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Belu saat ini tercatat sebesar Rp 500 miliar. Dari angka itu, sekitar
lebih dari 20% digelontorkan untuk infrastruktur dan 30% untuk gaji
pegawai negeri.
“Dengan tambahan PLTS ini, kami berharap tingkat elektrifikasi
listrik di Belu meningkat menjadi 50% dari saat ini 40%,” tandas Yoaki. liputan6
Komentar :
Judul: Malu, Bupati Belu NTT Ogah Terima Aliran Listrik dari Timor Leste
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 22.26
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 22.26